header-int

FGD dan Seminar Kebijakan Publik dalam Kajian Budaya

Posted by : Administrator
Share

Focused Group Discussion (FGD) dan Seminar Kebijakan Publik dalam Kajian Budaya
Topik : Masa Depan Kajian Budaya di Indonesia

Senin, tanggal 18 Juli 2022 diselenggarakan kegiatan FGD di ruang Sukarno, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana – Bali. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan HUT 21 Prodi Doktor Kajian Budaya Univertias Udayana. Kegiatan dihadiri oleh 20 peserta yang merupakan perwakilan para alumni dari beberapa angkatan, yang berasal dari beberapa perguruan tinggi di Nusantara. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WITA, diawali pembukaan oleh Renata Lusilaora sebagai pembawa acara. Renata merupakan salah satu mahasiswi yang sedang menyelesaikan pendidikan S3 Program Studi Kajian Budaya. Sambutan koordinator program studi kajian budaya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. mengawali kegiatan FGD. Beliau juga langsung memandu kegiatan FGD, dalam sambutannya beliau mengawali ucapan terima kasih atas kehadiran para peserta baik yang berada di lingkungan Udayana, maupun perwakilan alumni yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di nusantara ini. Lebih lanjut beliau menyampaikan pentingnya pertemuan ini untuk menghasilkan kesepakatan bersama dalam mengokohkan eksistensi prodi kajian budaya di masa mendatang. Prodi kajian budaya memayungi beragam disiplin ilmu yang melatarbelakangi keilmuan dari seluruh mahasiswa yang menempuh program doktor, antara lain ilmu sosiologi antropologi, sastera, filsafat, linguistik, bahkan ada juga mahasiswa S3 yang berlatarbelakang keilmuan bidang kesehatan.

Kegiatan FGD ini dipandu oleh narasumber yang hadir pada kegiatan FGD ini yaitu Yuliawan Kasmahidayat (UPI), dan Asmyta Surbakti (USU) alumni angkatan 2005. Yuliawan yang semasa menempuh program Doktor akrab dipanggil Wawan, mengajar di Program Studi Pendidikan Seni Tari, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia.

Wawan menghadiri kegiatan ini juga atas dukungan dari Ketua LPPM UPI, hal ini dikarenakan Wawan selain menjadi dosen, juga mengemban tugas sebagai Kepala Pusat Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata (EKKIP) di kantor LPPM UPI. Pada kesempatan FGD ini Wawan menyampaikan berbagai upaya yang perlu diadakan secara konkrit sebagai penguatan keberadaan prodi Kajian Budaya di masa mendatang. Salah satu penguatan tersebut adalah keberadaan atau pembentukan asosiasi keilmun untuk memayungi kajian budaya secara luas. Arti penting keberadaan Asosiasi sebagai sebuah organisasi keilmuan di antaranya dapat mengembangkan dan memajukan profesi; memantau dan memperluas gerak profesi, menghimpun dan memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi dan keilmuan kajian budaya di nusantara. Lebih lanjut Wawan mengajak seluruh peserta yang hadir pada kegiatan FGD ini untuk dapat berpartisipasi secara aktif untuk mewujudkan keberadaan asosiasi.

Narasumber lainnya yaitu Asmyta Surbekti (dari USU) menyampaikan ruang lingkup Kajian Budaya dapat memayungi beberapa disiplin ilmu, Kajian Budaya harus dapat multi demensi dan juga multi fungsi. Keberadaan asosiasi akan dapat lebih mengokohkan keberadaan prodi doktor Kajian Budaya di nusantara. Prodi Kajian Budaya Unud, harus menjadi pusat dari seluruh program studi kajian atau ilmu budaya yang terdapat di berbagai perguruan tinggi di nusantara.

Pada kesempatan lainnya peserta yang hadir juga mengusulkan kegiatan seperti kolaborasi yang dapat diselenggarakan bersama antara lain (1) penulisan artikel untuk publikasi di jurnal bereputasi, hal ini diperlukan untuk membantu percepatan pengajuan guru besar, (2) pendampingan pembukaan prodi kajian atau ilmu budaya dibeberapa perguruan tinggi, (3) penguatan profesi dalam bentuk kegiatan yang dilakukan di beberapa perguruan tinggi, dengan nara sumber anggota asosiasi kajian budaya.

Pada kesempatan FGD tersebut juga disepakati bahwasannya seluruh peserta yang hadir secara luring pada hari Senin 18 Juli 2022 ini, sepakat sebagai tim kecil yang telah melakukan kegiatan musyawarah, dan menghasilkan kesepakatan untuk membentuk sebuah Asosiasi. Selanjutnya memberikan kesempatan kepada yang berpartisipasi melalui media Whatapp Grup, untuk bergabung sebagai tim pembentukan Asosiasi.

Pada hari yang sama pukul 14.00 WITA, Senin (18/07/2022), kegiatan dilanjutkan dengan Gelar” Seminar Kebijakan Publik dalam Kajian Budaya” yang dirangkaikan dengan Reuni, bertempat di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Art Centre Provinsi Bali. Seminar menghadirkan dua pembicara yakni Prof. Dr. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si (Wakil Gubernur Bali) dan Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si (Kepala LLDIKTI Wilayah VIII periode 2014-2022) dengan moderator Dr. Ni Wayan Widhiasthini, S.Sos.,M.Si (Undiknas) yang semuanya merupakan alumni Prodi S3 Kajian Budaya. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Rektor Unud, Dekan dan Ketua Senat FIB, Koorprodi, Ketua Ikayana, serta Dosen, Guru Besar, Alumni dan mahasiswa Prodi S3 Kajian Budaya.

Koorprodi S3 Kajian Budaya Prof. I Nyoman Darma Putra, Ph.D menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan alumni hingga acara ini berlangsung. Prodi Kajian Budaya sudah memiliki 264 alumni di usia ke- 21 tahun ini. Atas arahan Rektor dan Dekan, pihaknya akan bekerja keras untuk meningkatkan lulusan tepat waktu. kegiatan ini adalah salah satu usaha membangun semangat di kajian budaya. Prodi sudah melahirkan banyak Doktor yang telah mengembangkan kajian budaya di institusi masing-masing. Peringatan HUT Ke- 21 Prodi S3 Kajian Budaya mengambil tema "Kritis Berlapis, Jaya Berkarya".

Sementara Rektor Unud Prof. I Nyoman Gde Antara dalam sambutannya menyampaikan program kerja dan rencana pengembangan kedepan, dimana saat ini Unud telah meraih akreditasi Unggul. Rektor mengharapkan mahasiswa lulus tepat waktu di Prodi S3 Kajian Budaya dapat ditingkatkan dan harus banyak yang lulus tepat waktu. Pihaknya telah melakukan perombakan terhadap pedoman akademik S2 dan S3 untuk menunjang hal tersebut. Rektor mengapresiasi pelaksanaan seminar ini dan alumni diharapkan memberikan masukan untuk updating kurikulum agar relevan dengan kekinian. Pekerjaan kita sangat besar sekali untuk mengupdate program studi agar sesuai kebutuhan masyarakat. Minimal lulusan tepat waktu di Prodi mencapai 70 persen. Untuk itu mari kita lakukan hal-hal yang perlu diperbaiki. Rektor juga mengungkapkan rasa bangga untuk para alumni yang sudah bisa membawa nama baik universitas.

Dalam sesi diskusi diharapkan kajian budaya dapat menjadi payung semua ilmu-ilmu yang ada dan disimpulkan bahwa kebijakan publik memiliki relevansi yang kuat dengan kajian budaya.

Seluruh rangkaian kegiatan HUT ke 21 Program Doktor Kajian Budaya Unud, diakhiri dengan hidangan atau makan bersama yang disajikan oleh Wakil Gubernur Bali. Acara dimeriahkan juga oleh pertunjukan tari Bumbung dan persembahan musik. Tari Bumbung identik dengan tari Jaipongan di Jawa Barat. Dalam pertunjukannya penari bumbung secara bergantian mengajak para undangan untuk menari bersama di atas panggung. Pada pertunjukan tersebut saya juga berkesempatan diajak menari bersama penari joged bumbung.



LPPM Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung
================================================
Telpon / Fax: 022 2001908 - 2002007, posel : lppm[at]upi.edu
© 2024 LPPM Universitas Pendidikan Indonesia Follow LPPM Universitas Pendidikan Indonesia : Youtube