
Bandung, 24 Juli 2025 — Pusat Kajian Inovasi Pendidikan dan Literasi LPPM Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertema “Artificial Intelligence (AI) dan Masa Depan Peran Guru di Indonesia” pada Kamis, 24 Juli 2025. Seminar yang digelar secara hybrid, menggabungkan pertemuan langsung di Auditorium LPPM UPI Bandung dan partisipasi daring melalui Zoom ini, diselenggarakan sebagai respons terhadap pesatnya perkembangan teknologi akal imitasi (artificial intelligence/AI) yang membawa dampak signifikan dalam dunia pendidikan, mulai dari metode pembelajaran hingga sistem manajemen sekolah.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman akademisi, guru, dan pemangku kebijakan terhadap penerapan AI dalam pendidikan, mengidentifikasi dampak AI terhadap peran dan kompetensi guru di masa depan, serta merumuskan rekomendasi strategis untuk mendukung pengembangan kapasitas guru dalam menghadapi tantangan era digital.
Dengan mengangkat tema besar mengenai peluang dan tantangan pemanfaatan AI dalam pendidikan, seminar ini menjadi wadah refleksi dan diskusi strategis menuju sistem pendidikan Indonesia yang adaptif, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Nomor 4 tentang pendidikan berkualitas.
Gambar 1. Sambutan pembuka oleh Ketua Pusat Kajian Inovasi Pendidikan dan Literasi, LPPM UPI, Prof. Ahmad Bukhori Muslim, Ph.D. membuka secara resmi Seminar Nasional bertema “Artificial Intelligence (AI) dan Masa Depan Peran Guru di Indonesia”, Kamis (24/7/2025).
Seminar ini secara resmi dibuka oleh Ketua Pusat Kajian Inovasi Pendidikan dan Literasi, LPPM Universitas Pendidikan Indonesia, yang juga bertindak sebagai Ketua Pelaksana kegiatan. Dalam sambutannya, ia menyampaikan pentingnya dunia pendidikan untuk merespons kehadiran teknologi akal imitasi secara kritis dan adaptif, dengan menegaskan bahwa guru tetap menjadi pusat dalam proses belajar meskipun teknologi semakin berkembang.
Dua narasumber utama hadir dalam seminar ini, yakni Dr. Siti Nazuar Sailin dari Universiti Utara Malaysia dan Dr. Herman Syafri, M.Pd. dari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya. Materi dibawakan secara mendalam dan interaktif dengan pendampingan oleh moderator Prof. Ahmad Bukhori Muslim, Ph.D. dan Nur Hafiz Abdurrahman, M.A., Ph.D.
Dalam paparannya, Dr. Siti Nazuar membahas "Navigating AI Integration in Education: Global Trends and Local Readiness", menyoroti pentingnya kesiapan ekosistem pendidikan dalam mengadopsi teknologi AI secara bijak. Ia menekankan bahwa integrasi AI harus dibarengi dengan penguatan kapasitas guru, bukan menggantikan peran mereka. Di akhir presentasinya, ia mengingatkan pentingnya melihat keseluruhan proses belajar, bukan hanya hasil akhirnya, ketika siswa diperbolehkan menggunakan AI: “Looking at the whole process and not only the end product.”
Sementara itu, narasumber Dr. Herman Syafri, M.Pd. menekankan pentingnya peran guru dalam merancang bahan ajar yang mendorong kreativitas peserta didik. Ia menggarisbawahi perlunya instruksi yang memberi ruang bagi siswa untuk mengalami proses berpikir bebas, orisinal, dan menemukan “Aha moment” dalam belajarnya. Merujuk pada taksonomi Bloom, khususnya pada level create, Dr. Herman menjelaskan bahwa kreativitas melibatkan proses berpikir konvergen dan divergen, bukan sekadar menghasilkan produk akhir.
Seminar ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, seperti dosen dan peneliti, guru dan mahasiswa, serta praktisi dan pemangku kebijakan pendidikan. Antusiasme peserta terlihat dari sesi tanya jawab yang berlangsung aktif, mencerminkan tingginya perhatian terhadap masa depan profesi guru di tengah transformasi digital.
Gambar 2. Sesi Tanya Jawab: Ruang Dialog Terbuka antara Peserta dan Narasumber
Dalam kata penutupnya, Ketua Pusat Kajian Inovasi Pendidikan dan Literasi UPI menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi tantangan revolusi digital dalam pendidikan. Ia juga berharap hasil seminar ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan yang berorientasi pada penguatan kapasitas guru di era AI.
Gambar 3. Kebersamaan di Pengujung Seminar: Foto Bersama Peserta, Panitia, dan Narasumber
#SDGs #PartnershipsForTheGoals #Kemitraan #Kerjasama
(Ernie Imperiani/Pusat Kajian Inovasi Pendidikan dan Literasi, LPPM UPI)