Perluas Jejaring Kolaborasi, EKKIP LPPM UPI selenggarakan kegiatan dengan
Universitas Sebelas Maret
Foto Bersama dengan Prodi Seni Rupa FSRD UNS
Dokumentasi Pribadi oleh Tim, 2025
Surakarta – Selasa hingga Kamis, 25-27 Februari 2025, Kepala Pusat Kajian Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata (EKKIP) beserta tim LPPM melaksanakan kegiatan kolaborasi ke Surakarta, Jawa Tengah dengan beberapa agenda. Hari pertama melakukan audiensi ke Program Studi Seni Rupa FSRD UNS yang berlokasi di Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan, Jebres, Surakarta. Kegiatan audiensi ini tidak lepas dari peran EKKIP sebagai pusat kajian yang bergerak di bidang ekonomi kreatif dan kewirausahaan yang mana seni rupa dan kerajinan termasuk kedalam salah satu sektor industri kreatif. Hal ini sangat berkaitan bahwa Prodi Seni Rupa FSRD UNS menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan juga wadah bagi dosen untuk menerapkan program penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
Audiensi tersebut dihadiri oleh Dr. Desy Nurcahyanti, S.Sn., M.Hum. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Penelitian, Ambar Mulyono, S.Sn., M.T., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Non Akademik, Dr. Sigit Purnomo Adi, S.Sn., M.Sn selaku Ketua Program Studi Seni Rupa, dan beberapa dosen lain yang turut serta berdiskusi mengenai peluang kerjasama dan menjadi saksi peresmian kerjasama ini. UPI dan UNS sendiri sudah beberapa kali melakukan kegiatan kerjasama mengenai riset dan kepenulisan. Dengan adanya MoA ini, tidak menutup kemungkinan bahwa kerjasama antara LPPM UPI dan FSRD UNS juga akan berkembang seperti kegiatan kuliah umum yang dilaksanakan sehari setelahnya.
Proses Audiensi
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2025
Hari berikutnya, Yuliawan selaku Kepala Pusat Kajian EKKIP berkesempatan untuk menjadi narasumber bersama dengan Warli Haryana (Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI) dalam kegiatan Kuliah Umum mengenai Seni sebagai Diplomasi Budaya. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Ruang Aula H. Soetopo sekaligus melalui ZOOM Meeting. Mahasiswa yang menjadi peserta nampak antusias dengan materi yang disajikan karena berkenaan dengan pemanfaatan seni maupun budaya untuk bisa menunjang potensi diri dan bermanfaat sebagai media diplomasi antar negara. Yuliawan menyampaikan bahwa kegiatan tersebut menjadi salah satu output dari MoA atau IA yang disetujui oleh LPPM UPI maupun FSRD UNS.
Poster Kegiatan Kuliah Umum
Dokumentasi oleh Tim, 2025
Yuliawan sendiri menjelaskan materi mengenai sebuah seni khususnya seni pertunjukan yang sudah melanglangbuana di beberapa negara dari tahun 1954 pada misi kebudayaan oleh Soekarno. Misi serupa juga ia sempat ikuti dulu bersama KABUMI sekitar tahun 1990an dengan menampilkan kesenian Jawa Barat di tanah Eropa. Terbaru, di tahun 2024 kemarin, Yuliawan menjadi pembimbing dari mahasiswa yang melakukan kegiatan misi kebudayaan di Cultural Festival in Jeddah. Sementara itu, Warli menjelaskan pengalaman pribadi nya baru-baru ini yang menyelenggarakan pameran lukisan wayang secara internasional selama 2 bulan di Amerika Serikat. Kedua materi ini tentu sangat berkolerasi bahwa seni dapat dijadikan sebagai media diplomasi budaya Indonesia ke kancah internasional.
Foto bersama kegiatan kuliah umum
Dokumentasi Pribadi oleh Tim, 2025
Di kesempatan berikutnya, Yuliawan dan tim melakukan kunjungan ke Sentra Industri Gerabah di Bayat, Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Kunjungan ini berkaitan dengan bidang industri kreatif yakni kerajinan yang sudah berkembang sejak tahun 1990 lalu. Industri ini sudah melibatkan lebih dari 200 Kepala Keluarga untuk terlibat dalam pembuatan kerajinan gerabah tersebut. Sukanta, selaku Sekretaris Desa sekaligus pengrajin gerabah mengatakan bahwa gerabah di Bayat ini memiliki ciri khas yakni teknik pembuatannya banyak menggunakan putaran miring yang jarang ditemui di tempat lain. Selain itu, akhir-akhir ini banyak permintaan mengenai alat penyajian makanan tradisional untuk hotel seperti anglo dan cobek. Tantangan yang dihadapi warga sekitar adalah pengambilan bahan baku yang dibatasi oleh pemerintah setempat padahal bahan baku sangat berpengaruh terhadap persediaan gerabah tersebut.
EKKIP sendiri membuka peluang kerjasama baik bidang pendidikan dengan pengiriman mahasiswa KKN nantinya maupun penelitian dan pengabdian masyarakat yang dikakukan oleh dosen seperti yang sudah dilakukan oleh Joko Lulut Amboro, mahasiswa S3 Kajian Budaya FIB UNS yang diuji oleh Yuliawan dalam sidang kelayakan doktoralnya.
Pertemuan dengan Sekretaris Desa Melikan sekaligus Pengrajin Gerabah
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2025
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN