Festival Tanjungjaya : Sebuah Persembahan Kolaborasi Pusat Kajian EKKIP, Pusat Kajian PMPKKN LPPM, dan Mahasiswa KKN P2MB UPI
Foto bersama LPPM dengan pihak Desa Tanjungjaya
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2024
Pusat Kajian Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata (EKKIP) beserta Pusat Kajian Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata (PMPKKN) berkunjung ke Kampung Cikadu, Desa Wisata Tanjungjaya, Kecamatan Tanjungjaya, Kabupaten Pandeglang pada hari Sabtu, 1 Juni 2024 dalam rangka realisasi program akhir KKN P2MB yaitu Festival Tanjungjaya. Kegiatan ini sesuai berbasis SPK serta didukung oleh kegiatan KKN P2MB baik di tahun lalu maupun di tahun berjalaan saat ini.
Kolaborasi yang sudah berjalan 2 tahun ini, ditutup manis dengan penyelenggaraan kegiatan “Festival Tanjungjaya” yang banyak menampilkan seni dan budaya masyarakat setempat. Kegiatan ini menjadi proyek puncak kerjasama EKKIP dengan Desa Wisata Tanjungjaya bersamaan dengan penutupan kegiatan KKN P2MB periode kedua. Banyak stakeholder yang akan dilibatkan seperti warga desa, siswa sekolah, pemerintah setempat, hingga mahasiswa KKN P2MB yang akan turut serta membantu mensukseskan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini berlangsung selama 1 hari penuh yang dimulai dengan aksi kirab budaya yang diikuti oleh masyarakat Cikadu dengan balutan busana khas daerah. Kepala Desa Tanjungjaya, Astaka melepas kirab dengan sambutan di pagi hari dan dilanjutkan sambutan dari Yuliawan Kasmahidayat selaku Dosen Pembimbing Lapangan pada rangkaian kegiatan sore hari.
Sambutan oleh Yuliawan selaku Dosen Pembimbing Lapangan sekaligus Kepala Pusat EKKIP
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2024
Kegiatan di sore hari menampilkan beberapa tarian yang dibawakan oleh PAUD dan SD yakni Tari Bebek, Tari Dino, Tari Mojang Priangan, dan Tari Manuk Dadali. Sedangkan tarian seperti Blantek, Goyang Karawang, Dambus dan Hudoq disajikan oleh siswa SMP dan SMK. Dalam proses persiapannya, para penari sudah menjalani proses latihan dengan mahasiswa KKN P2MB sehingga bisa tampil dengan percaya diri. Hal ini tentunya terjadi transfer ilmu pengetahuan mengenai proses hingga penyelenggaraan sebuah event dan penampilan di depan khalayak luas.
Tari Mojang Priangan
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2024
Sementara itu, di malam hari juga diselenggarakan Talkshow Gelar Potensi bersama Dr. Leni Anggraeni, M.Pd. (Kapus PMPKKN), Dr. Yuliawan Kasmahidayat, M.Si. (Kapus EKKIP), Amir Machmud (Tokoh Budayawan) serta Suhendar selaku Ketua Desa Wisata Tanjungjaya. Talkshow ini mendiskusikan mengenai seni budaya di desa Tanjungjaya yang harus terus dipelajari dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Seperti yang dikutip dari tvrijakartanews.com (02/06/2024) bahwa peran pemerintah untuk melakukan inovasi-inovasi dan melakukan pelatihan dirasa sangat perlu agar nantinya masyarakat juga peduli dengan bagaimana cara melestarikan seni budaya mereka. Tambahan dari Yuliawan mengenai kebudayaan di Indonesia memang memiliki ciri khas yang hanya di miliki oleh Indonesia. Kita sebagai warga masyarakat Indonesia perlu kiranya menggali potensi-potensi seni budaya dan bagaimana kemauan untuk melestarikannya.
Talkshow Gelar Potensi Seni Budaya
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2024
Hasil karya dan kolaborasi seni budaya berupa “Tari Batik Cikadu” yang menjadi ikon desa tersebut hingga sudah mendapatkan hak cipta juga ditampilkan di festival ini. Tarian ini sengaja diajarkan secara turun temurun kepada siswa SMK agar kedepannya mereka dapat terus melestarikan tarian ini sebagai tarian khas Desa Tanjungjaya yang menjadi bufferzone KEK Tanjung Lesung. Harapan lain kedepannya agar kegiatan Festival Tanjungjaya ini dapat menjadi salah satu atraksi wisata begitu pula Tari Batik Cikadu.
Penampilan Tari Batik Cikadu
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud, 2024
LAMPIRAN DOKUMENTASI