PUSAT KAJIAN GENDER DAN ANAK (PKGA) LPPM UPI GELAR FGD PENGUATAN RESILIENSI DAN KAPASITAS ANAK PENYITAS KEKERASAN
Bandung- Jum’at tanggal 28 Februari 2025, PKGA LPPM UPI menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) penguatan resiliensi dan kapasitas anak penyitas kekerasan yang dilaksnakan di Lt.01 LPPM UPI. Kegiatan ini dilaksanakan di lantai 1 Gedung LPPM UPI dan dihadiri oleh anggota ASWGI, Staf Ahli PKGA LPPM UPI, perwakilan Dinas Pendidikan Kota Bandung, Kepala UPTD PPA Kota Bandung, perwakilan DP3A Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
FGD dibuka dengan sambutan dari Ketua PKGA LPPM UPI, Dr. phil. Leli Kurniawati, S.Pd., M.Mus. Kegiatan ini dimoderatori oleh Tim Ahli PKGA LPPM UPI, Prof. Dr. Elly Malihah Setiadi, M.Si.
Narasumber pertama, Ketua Tim Formatur ASWGI, Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, MS., memaparkan materi mengenai dampak kekerasan, pentingnya penguatan resiliensi dan kapasitas anak penyintas, serta solusi yang dapat dilakukan. Beliau menekankan pentingnya Sekolah Berwawasan Gender/Sekolah Ramah Anak, perencanaan dan materi pembelajaran yang responsif gender. Prof. Keppi mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama mewujudkan sekolah yang ramah bagi anak-anak penyintas.
Narasumber kedua, ketua Pusat studi UKSW, Dr. Ir. Arianti Ina Restiani Hunga, M.Si., mempresentasikan program lanjutan penguatan resiliensi dan kapasitas anak penyintas kekerasan di Kabupaten Sumba Timur, Sumba Tengah, dan Sumba Barat Daya yang akan dilaksanakan pada Maret-Juni 2024. Beliau menjelaskan mengenai kondisi penyintas anak di tiga kabupaten tersebut, lima tahap resiliensi penyintas anak, kerangka konseptual resiliensi, aspek resiliensi internal individu, kerangka kerja resiliensi dalam sistem yang berkelanjutan, serta pendekatan ekologis dalam penanganan, pemulihan, dan reintegrasi sosial penyintas anak.
FGD berlangsung interaktif dengan peserta aktif berdiskusi, bertanya, dan berbagi pengalaman terkait kasus-kasus yang terjadi di wilayah masing-masing. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam penguatan resiliensi dan kapasitas anak penyintas kekerasan.