Sarasehan Kampung Inklusi Kampung Indonesia
Tema : Kebermanfaaatan dalam Keterbatasan
Rabu, 27 Juli 2022
09.00 – 15.00 WIB
Kampung Beting, Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
Rabu, 27 Juli 2022 telah diselenggarakan kegiatan Sarasehan Kampung Inklusi Kampung Indonesia yang ke-8 dengan mengangkat tema “Kebermanfaatan dalam Keterbatasan”. Kegiatan ini merupakan rutin tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Anggrek KCB (Karya Cacat Berkreasi) dan dikomandoi oleh Ibu Sapto Yuli Isminarti sebagai ketua perkumpulan tersebut. Kegiatan yang juga berkolaborasi dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti ini, dihadiri oleh beberapa tamu kehormatan lintas kementerian dan pejabat setempat seperti Kementerian Desa, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Bekasi, Pejabat Kecamatan Muara Gembong, hingga para sponsor dan donator seperti DT Peduli dan PT PJB Muara Air Tawar.
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud
Kegiatan yang semula dijadwalkan pukul 09.30 WIB di lokasi, terpaksa harus sedikit mundur dikarenakan cuaca yang mempengaruhi pasang surut air sungai sehingga menghambat perjalanan para tamu undangan. Sambil menunggu pasang surut air normal untuk dilalui perahu yang akan membawa para undangan yang akan menghadiri kegiatan, Yuliawan berbincang
bersama ibu Yuli berkisar bentuk kerjasama yang akan dilakukan bersama LPPM UPI melalui Pusat Pengembangan Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata. Ibu Yuli berharapa dalam waktu secepatnya bisa dikolaborasikan beberapa kegiatan antara lain pendampingan, pembekalan, dan pelatihan SDM terhadap pembentukan UMKM serta pembuatan materi seni yang dapat dijadikan daya tari saat masyarakat mengunjungi kampung Beting.
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud.
Setelah pasang surut air sudah terkendali, akhirnya rombongan menaiki 4 perahu menuju kampung Beting dengan menempuh perjalanan selama 1 jam kurang. Setibanya di lokasi acara dimulai pukul 10.30 WIB, diawali oleh penyambutan tamu undangan yaitu pertunjukan Tari Barong yang ditarikan di atas perahu oleh 4 penari barong, didukung oleh 3 nelayan yang ikut menari. Para tamu menyaksikan tarian dari atas perahu hingga selesai. Selanjutnya para tamu menempati tempat yang telah disediakan oleh masyarakat kampung Beting yang dilengkapi dengan panggung tempat berlangsungnya acara. Rangkaian acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci al-qur’an, mengheningkan cipta, lagu Indonesia Raya, serta pembacaan do’a. Selanjutnya dipertunjukan Tari Ayam yang ditampilkan oleh anak-anak Sanggar Seni Kusuma serta anak-anak warga masyarakat Kampung Beting, Muara Gembong.
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan para tamu undangan kehormatan yang berasal dari lintas kementerian dan pejabat setempat. Diskusi tersebut berlangsung khidmat dan sangat emosional karna dengan adanya kegiatan ini, warga Kampung Beting dapat menyuarakan uneg-uneg atau harapan yang akan didapatkan atas bentuk kolaborasi antara Anggrek KCB dan berbagai kemeterian tersebut. Bu Yuli selaku pimpinan Anggrek KCB menyuarakan tujuan dan harapan dari diadakannya kegiatan ini yakni agar Kampung Beting dan semua warga nya mendapatkan kesejahteraan terutama dalam hal akses jalan menuju kampong tersebut. Selebihnya beliau mengatakan agar para kementerian dapat memberikan sumbangsih untuk sama-sama membangun dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Kampung Beting tersebut.
Dokumentasi Pribadi oleh Heru Mahmud.
Pusat Kajian Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Industri Pariwisata (EKKIP) LPPM UPI yang turut hadir menjadi salah satu tamu undangan di acara tersebut berpeluang untuk melakukan kolaborasi serta pembinaan terhadap Kampung Beting yang berpotensi menjadi desa wisata maju dengan memanfaatkan SDM dan SDA dengan maksimal. Yuliawan Kasmahidayat selaku Kepala Pusat EKKIP mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi pijakan pertama dalam kolaborasi antara EKKIP dan Anggrek KCB, karena di tahun-tahun berikutnya bukan tidak mungkin untuk bekerjasama secara penuh dan resmi melalui Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) yang tentu di dalamnya terdapat hal-hal yang disepakati kedua belah pihak untuk dapat saling menguntungkan.
EKKIP sendiri akan berfokus pada pengembangan dan pembinaan warga masyarakat Kampung Beting untuk diajarkan bagaimana menjamu tamu atau wisatawan melalui kesenian. Contohnya, akan dilakukan pendalaman materi kesenian tarian tertentu yang bisa didapuk menjadi seni unggulan di Kampung Beting. Selain itu, Yuliawan menegaskan juga bahwa kegiatan wirausaha yang ada di Kampung Beting perlu untuk dipupuk dengan pelatihan atau workshop sehingga akan berfungsi secara maksimal dan mendatangkan keuntungan yang bisa mendongkrak perekonomian di wilayah tersebut.